HOSPICE
Hospice adalah istilah kedokteran, sekilas memang tidak ada hubungannya dengan cinta tapi apa itu sebenarnya hospice???
Hospice adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Dengan kata lain, sudah tidak memungkinkan bagi suatu penyakit untuk dihilangkan.
Hospice acapkali disebut sebagai perawatan medis yang sudah 'Menyerah' terhadap kemungkinan untuk sembuh
Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. dengan kata lain, perawatan ini hanya menitikberatkan pada pengobatan aspek perasaan pasien, seperti supaya tidak terlalu menderita dan meminimalisir rasa sakit pasien.
Meskipun terkesan pasrah, namun tetap saja perawatan Hospice dianggap penting. Bagi banyak dokter perawatan ini sama sekali tidak dianggap remeh, sebab meskipun sudah tak mungkin lagi menyembuhkan penyakit, tetap saja membantu pasien terhindar dari derita adalah suatu kewajiban, meskipun perawatan hospice tersebut sifatnya sederhana, seperti hanya memijit2 tangan supaya syaraf tenang, dsb.
Nah, apa hubungannya dengan cinta??
Bayangkan anda = Dokter
Penyakit yang tidak mungkin disembuhkan = Your Broken Heart
yang jadi pasien = Perasaan anda
Maka anda akan melakukan perawatan hospice terhadap perasaan anda. Se-simple apapun akan anda lakukan untuk meminimalisir rasa derita yang ditimbulkan dari penyakit broken heart anda. sekali lagi meskipun terkesan pasrah, Perawatan hospice amat penting bagi anda. dan karena anda adalah dokternya, maka anda punya metode sendiri2 dalam melakukan Hospice.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah Masalahnya, seringkali anda terlalu sibuk dengan perawatan Hospice anda, dan anda lupa bahwa anda adalah DOKTER!!!! masih bayak yang membutuhkan anda diluar sana. terlalu sibuk mengurusi diri sendiri jelas bukan hal yang bijaksana. Apalagi bagi serang dokter
Kepada perempuan yang menanti
Kepada perempuan yang menanti
Sembunyikan perih-perih sepi
Tuhan berikanlah rahmat yang melayang
Bukan pula harap yang berbayang
Biar sang nona berkata pada dua musim
Lekas letihlah sang sial memanggil
Agar tunjuk keatas sang sinar
Bangun! Bangun! Bangun dari pusaka hampa
Jikalau tak datang jua
Jangan dulu kau sangka durhaka cinta
Agar tak jadi sampah pesisir
Yang tak sekeras tegar nafasmu
Aku tahu engkau telah punya perhisan
Walau belum lengkap padamu kalung kepastian
Atau tiada padamu nyanyian idaman
Masih kau bisa berdiri dalam yang tak diharapkan
Harusnya saya nulis ini pas 17 agustus, tapi biarin lah
berikut puisi dari Prof. Sapardi
Selamat Pagi Indonesia
Selamat pagi Indonesia
Seekor burung mungil mengangguk
Dan menyanyi kecil buatmu
Akupun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu
Dan kemudian pergi untuk mewujudkan setia untukmu
Dalam kerja yang sederhana
Bibirku tak bisa mengungkapkan kata-kata yang sukar
Dan tanganku terlalu kurus untuk mengacung terkepal
Selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah
Di mata perempuan yang sabar
Di telapak tangan yang membantu para pekerja jalanan
Kami telah bersahabat dengan kenyataan
Untuk diam-diam mencintaimu
Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
Agar tak sia-sia kamu melahirkanku
Seekor ayam jantan menegak, da menjeritkan salam padamu
Kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya
Akupun pergi bekerja, menaklukkan kejemuan, merubuhkan kesangsian
Dan menyusun batu demi batu ketabahan, benteng kemerdekaan
Pada setiap matahari terbit, o anak jaman yang megah,
Biarkan aku memandang ke timur untuk mengenangmu
Wajah-wajah yag penuh anak-anak sekolah berkilat,
Para perempuan menyalakan api,
Dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
Telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura
Selamat pagi, Indonesia. Seekor burung kecil memberi salam
Kepada si anak kecil, terasa benar, aku tak lain milikmu
Puisi ini memang tidak se-terkenal puisi Sapardi yg "Aku Ingin", tapi puisi ini bagus kok
Prof. DR. Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, 20 Maret 1940. Tamat di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (1964), kemudian ia mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan pernah menjabat sebagai dekan dan guru besar di fakultas tersebut.
Pada sebagian sajak, tulisannya dianggap mempunyai gaya yg mirip dengan tulisan Goenawan Mohamad. kedua orang ini memang pada zamannya banyak memberikan karya-karya yang hebat
Halo :) Nah pada post kali ini Mr kata mengangkat tema Puisi 'Nah lho???' Sebenarnya apa itu Puisi 'Nah lho???', ini hanyalah istilah yg dipakai oleh Mr. Kata secara pribadi, untuk menggambarkan puisi yg lain dari yang biasanya ada, yg membuat majas "Memeras Otak" menjadi terkesan belum cukup relevan untuk menggambarkan apa arti dari Puisi2 yang tergolong Puisi 'Nah lho???' ini....... Hehe penasaran???? check this out Tragedi Winka dan Sihka kawin Memahami Puisi, 1995 Nah lho?????? Ada yg tau puisi ini artinya apa??? Nah lho?????? Bisa ngartiin ngga??? Hehehehe dari perasaan seperti inilah istilah Puisi ‘Nah lho???’ muncul, saat ketika kata ‘Nah lho???’ inilah adalah kata yg cukup tepat yang benar2 mewakili kebingungan Mr. Kata waktu mencari apa arti dan maksud sebenarnya puisi ini, bahkan begitu saya Tanya Mr Huruf dia malah bilang “Ini puisi???????” Puisi ini adalah karya dari Sutardji Calzoum Bachri, pria yang dianggap menggebrak dunia sastra Indonesia dengan karya-karyanya yang menghebohkan (Lihat saja puisinya) Catatan : Mungkin ada istilah sastra tersendiri untuk menyebut karya2 seperti ini, tapi Mr Huruf belum tahu, nanti Tanya anak Sastra Indonesia dulu :p 3 kumpulan sajak Sutardji yang berjudul O, Amuk, dan Kapak boleh dikatakan telah menjadi bacaan wajib dan selalu dijadikan kajian dalam berbagai studi sastra di Fakultas Satra atau Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra di seluruh Indonesia. Jadi… apa arti puisi ini?? Begini maksudnya Jreng jreng Pada bait awal kita menemukan kata ‘Kawin’ yang awalnya ditulis secara utuh. Setelah itu kita langsung bertemu dengan belokan, yang menulis kata ‘kawin’ tidak ditulis secara utuh, tapi berubah menjadi dipenggal-penggal See? Setelah dipenggal-penggal, lalu berbelok lagi dia kali ini malah kata ‘kawin’ dibalik jadi ‘winka’ Mengerti??? Maksudnya adalah, suatu perkawinan yang lama kelamaan kehilangan artinya, atau kehilangan maknanya, tadinya utuh berupa kata ‘kawin’ lama2 ia berbelok-belok kata kawin jadi terpenggal-penggal dan akhirnya berubahlah menjadi ‘winka’ dan ketika menjadi winka, hancurlah arti atau makna sebenarnya dari sebuah perkawinan itu Sampai disini mengerti kan? Kalau makna kawin sudah hancur, maka dengan sendirinya makna kasih yang bersemi dalam sebuah perkawinan akan hancur pula, makanya sehabis kata ‘winka’ muncullah kata ‘sihka’ yang melambangkan hancurnya makna sebuah kasih Dan kasih itu terus hancur maknanya sampai tak lagi diucapkan secara utuh ‘sih sih sih sih sih sih’ Terakhir muncul kata kaku, sebagai akibat bila perkawinan telah kehilangan artinya, dan kasih telah kehilangan maknanya, maka kehidupan manusia akan menjadi kaku, perasaannya Maka Jadilah kita mengerti sekarang mengapa pada judul puisi ini terdapat kata tragedi :) Sekarang 1 lagi puisi ‘Nah lho????’ dari seorang penulis Austria, Ernst jandl 1944/1945 1944 1945 krieg krieg krieg krieg krieg krieg krieg krieg krieg mai krieg krieg krieg krieg krieg krieg Catatan : puisi ini dalam bahasa Jerman, krieg artinya perang ‘Nah lho???’ Maksud dari puisi ini yaitu, yang pertama2 kita harus membaca puisi ini secara horizontal, jangan diagonal Maka dalam tahun 1944 ada 12 kata krieg yang muncul Maksud dari 12 kata itu adalah 12 bulan yg ada dalam satu tahun. Artinya sederhana, berarti sepanjang tahun 1944 terus terjadi perang dari mulai krieg yang pertama (Januari) sampai krieg yang ke 12 (Desember) Setelah itu di tahun 1945, ada 12 krieg dan 1 mai, maksudnya sama, berarti dari bulan januari sampai april, tetap terjadi perang, barulah bulan ke-5 ditulis mai (Mei, bulan sebenarnya) Ehem , coba kita buka buku sejarah, ada apa pada tahun 1944 dan 1945????????? Ya benar, perang dunia ke dua mengapa sepanjang tahun 1944 sampai April 1945 dia tidak menulis nama bulan seperti Januari, Februari, dsb dan malah menulis kata krieg? Mengapa dia baru menulis nama bulan saat Mei 1945, saat perang dunia ke-2 berakhir? Maksudnya jadi waktu-waktu perang, 16 bulan sebelum mei 1945, waktu itu tidak ada artinya. Dia baru menulis waktu itu ada artinya saat bulan mei. Ketika perang berakhir. Dalem ya
____kawin
________kawin
____________kawin
________________kawin
________________ka
______________win
____________ka
__________win
________ka
______win
_____ka
___win
_ka
___winka
_______winka
___________winka
_______________sihka
___________________sihka
_______________________sihka
___________________________sih
_________________________ka
_______________________sih
_____________________ka
___________________sih
_________________ka
_______________sih
_____________ka
___________sih
_________ka
___________sih
_____________sih
_______________sih
_________________sih
___________________sih
_____________________sih
_______________________ka
_________________________Ku
Akankah kita bercinta dalam kealpaan semesta? Akankah kita utamakan percakapan begini? Bukankah dada hamparkan warna Akan kepermainan rahasia Hebat ya.. kapan ya kami bisa bikin puisi se-'rumit' ini
- Bukankah udara penuh hampa ingin harga? -
Mari, Dik, dekatkan hatimu pada api ini
Tapi jangan sampai terbakar sekali
- Bukankah bumi penuh suara inginkan isi? -
Mari, Dik, dekatkan bibirmu pada bisikan hati
Tapi jangan sampai megap napas bernyanyi
Di pelaminan musim silih berganti
Padamu jua kelupaan dan janji
Permainan cumbu-dendam silih berganti
Kemasygulan tangkap dan lari
Tes Tes Tes
Pokoknya keren, saking kerennya, negara ini sampe jd band beraliran Metal
sehabis itu setiap tahun rutin dikasih lg 95 Dolar sampai si bayi berumur 18 tahun
Hari di pabrik nuklir
Hak kita tidak mati suri
Sesungguhnya kawan, pada libur
yang menyisir pagi
Kita sentosa nian
Nyanyi-nyanyi-nyanyi
Hai kesini para pemudi
Lekas jari kita menampik
nada nada disana
Lihatlah dengan jemu
Kami lakukan apa yang kau bilang tabu
Es ist der Vater mit seinem Kind.
Er hat den Knaben wohl in dem Arm,
Er faßt ihn sicher, er hält ihn warm.
Mein Sohn, was birgst du so bang dein Gesicht? -
Siehst Vater, du den Erlkönig nicht!
Den Erlenkönig mit Kron’ und Schweif? -
Mein Sohn, es ist ein Nebelstreif. -
„Du liebes Kind, komm geh’ mit mir!
Gar schöne Spiele, spiel ich mit dir,
Manch bunte Blumen sind an dem Strand,
Meine Mutter hat manch gülden Gewand.“
Mein Vater, mein Vater, und hörest du nicht,
Was Erlenkönig mir leise verspricht? -
Sei ruhig, bleibe ruhig, mein Kind,
In dürren Blättern säuselt der Wind. -
„Willst feiner Knabe du mit mir geh’n?
Meine Töchter sollen dich warten schön,
Meine Töchter führen den nächtlichen Reihn
Und wiegen und tanzen und singen dich ein.“
Mein Vater, mein Vater, und siehst du nicht dort
Erlkönigs Töchter am düsteren Ort? -
Mein Sohn, mein Sohn, ich seh’ es genau:
Es scheinen die alten Weiden so grau. -
„Ich liebe dich, mich reizt deine schöne Gestalt,
Und bist du nicht willig, so brauch ich Gewalt!“
Mein Vater, mein Vater, jetzt faßt er mich an,
Erlkönig hat mir ein Leids getan. -
Dem Vater grauset’s, er reitet geschwind,
Er hält in den Armen das ächzende Kind,
Erreicht den Hof mit Mühe und Not,
In seinen Armen das Kind war tot.
Who rides so late through the Night and Wind?
It’s the father with his child;
He has the boy safe in his arm
He holds him secure, he holds him warm.
“My son, what makes you hide your face in fear?
Father, don’t you see the Erlking?
The Erlking with crown and flowing robe?
“My son, it’s a wisp of fog”
“You dear child, come along with me!
Such lovely games I’ll play with you
Many colorful flowers are at the shore
My mother has many a golden garment
My father, my father, and do you not hear
What the Erlking promises me so softly?
“Be quiet, stay quiet, my child
In the dry leaves the wind is rustling
“won’t you come along with me, my fine boy?
My daughters shall attend to you so nicely
My daughters do their nightly dance
And they’ll rock you and dance you and sing you to sleep
My father my father and do you not see over there?
Erlking’s daughters in that dark place?
“My son, my son, I see it most definitely
It’s the willow trees looking so grey
“I love you, I’m charmed by your beautiful form
And if you’re not willing, then I’ll use force.”
My father, my father now he’s grabbing hold of me!
Erlking has done me harm!
The father shudders, he rides swiftly
He holds in (his) arm the moaning child
He reaches the farmhouse with effort and urgency
In his arm the child was dead.
NAH
Sekarang mari kita simak Perjalanan Malam-nya Goenawan Mohamad
PERJALANAN MALAM
Wer reitet so spaet durch Nacht und Wind?
Es ist der Vater mit Seinem Kind
-GOETHE
Mereka berkuda sepanjang malam,
Sepanjang pantai terguyur garam.
Si bapak memeluk dan si anak dingin,
Menembus kelam dan gempar angin.
Adakah sekejap ombak tertidur.
Atau takutkah ombak melimbur?
“Bapak, aku tahu langkah si hantu,
ia memburuku di ujung itu.”
Si bapak diam meregang sanggurdi,
merasakan sesuatu akan terjadi.
“Kita teruskan saja sampai sampai,
sampai tak lagi terbujur pantai.”
“Tapi ‘ku tahu apa nasibku,
lepaskanlah aku dari pelukmu.”
“Tahankan, buyung, dan tinggallah diam,
mungkin ada cahaya tenggelam.”
Namun si hantu tak lama nunggu :
dilepaskannya cinta (bagai belenggu)
si anak pun terbang ke sebuah cuaca :
“Bapak, aku mungin kangen disana.”
“Tapi ‘ku tahu apa nasibku,
lepaskanlah aku dari pelukmu.”
Dalam sajak Goethe ini justru terbalik, si anak tidak mempunyai keinginan sekuat si anak dalam sajak Goenawan untuk terbang ke sebuah cuaca. si anak lebih sibuk merasakan keterkejutan nuansa asing dalam dirinya terhadap keberadaan sebuah hantu, yang di Jerman adalah sebuah hal yang cukup tabu, yang dilukiskan dalam sejarah2 eropa bahwa erlking hanyalah mitos belaka. Sajak Goenawan tidak mempermasalahkan hal ini, si anak tidak merasa amat takjub dan asing saat mengetahui keberadaan hantu karena di Indonesia hantu bukanlah hal yang sangat aneh. Terlihat si anak dalam sajak Goethe terdeskripsi sebagai anak yang lugu, yang justru merasa ada sesuatu yang ajaib, yang sangat tidak biasa ketika merasakan eksistensi hantu, dan keluguan inilah yang dimanfaatkan sang hantu untuk membujuk anak itu
„Du liebes Kind, komm geh’ mit mir!
Gar schöne Spiele, spiel ich mit dir,
Manch bunte Blumen sind an dem Strand,
Meine Mutter hat manch gülden Gewand.“
Dalam sajak Goenawan sang anak terdeskripsi sebagai anak yang mapan pemikirannya. Tipe-tipe orang yang ingin ‘merantau’ ke dunia lain. Sekalipun konsekuensinya adalah kematian.
si anak pun terbang ke sebuah cuaca :
“Bapak, aku mungin kangen disana.
”
Begitulah kira2 secuil perbedaannya, NAH kita akan melihat penceritaan yang senada namun berbeda dengan sajak perjalanan malam, yakni yang berjudul Sajak Buat Arti di tahun 1986 dan ada pula sajak-sajak yang juga menjelaskan hubungan si bapak yang kehilangan si anak, yang terdapat diantaranya dalam dua karya Goenawan Mohamad yang berjudul Buat H.J, dan Sajak Anak- Anak Mati, yang masing –masing pada tahun 1978 dan 1973.
-----------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK BUAT ARTI
Semalam cemara laut
membaca peta pada pasir
dan beratus buih menyebut
entah siapa, seorang pasasir
Paginya kapal-kapal siap
menyembunyikan tiang menggigil
pilihan-pilihan yang tak lengkap
dalam musim dan bintang labil
Demikian itulah bermula
sebuah klise :
Seorang anak yang berkata,
“Aku pergi ke sebuah sore.”
Dan seperti semestinya
ia ke dermaga
dengan pantalon katun tua
meninggalkan ibunya
“Kudengar, ibu, layar bersingut
Kudengar garam berdesir
Kudengar palka menyusut
Kudengar hujan mengusir”
Adakah ia gentar?
Siapakah yang gentar?
Ibu tak hendak melambai
Hanya tangisnya menatap lantai
“Lihat, Bu, bayang-bayang
Lihatlah aku.
Sesuatu yang menghilang
Ketika senja sampai ke pintu
Esoknya tak tiba surat
karena ibu adalah menunggu
Kamar menatap. Cahaya berat.
Sebuah lampu. Sice tanpa tamu.
Cuma terdengar cemara laut
membaca cerita pada pasir
dan pantai yang melangut
melepaskan seorang pasasir
------------------------------------------------------------------------
BUAT H.J
Dengan teropong Galilei
kulihat bintang mati
kulihat planet-planet putih
menyisihkan diri
Kulihat juga cakrawala hitam
bergerak seperti malam
dan burung ketinggalan
dalam hujan menggeram
“Anakku,”
“Bapak.”
“Mungkin aku melihatmu.”
“Tidak, Bapak.”
-------------------------------------------------------
SAJAK ANAK-ANAK MATI
Tiga anak menari
tentang tiga burung gereja
Kemudian senyap
disebabkan senja
Tiga lilin kuncup
pada marmer meja
Tiga tik-tik hujan tertabur
seperti tak sengaja
“Bapak, jangan menangis”